Sunday, March 16, 2014




Puji dan puja pada Pemilik Semesta
Segenap petala langit dan segala petala bumi
Sujud tunduk pada kuasa yang Esa

Ya Ilahi, ku syukuri segala nikmat kau beri

Hari ini hujan turun lagi
Bumi kontang meneguk kurnia
Puncak Soga samar dalam selimut kabut
Rerumput dan pepohon kembali mandi

Arakian, telah kering rasa untuk menyusun kata
Mari lanjutkan sesi hibernasi

Semoga berjumpa lagi, ketika suria kembali.


Monday, January 13, 2014

Sajak untuk Emak

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang
Ku madahkan baris-baris teristimewa ini 
Karena rindu kasih dan cinta sayang untuk emak 


Emak, bonda ratu hatiku;

25 tahun dulu.
Dalam rahim kasihmu sembilan purnama
Kita bersama penuh bahagia
Emak bawa saya kemana-mana

Satu hari saatnya tiba
Sakit yang emak rasa
Perjuangan bersabung nyawa,
Antara airmata, darah dan peluh basah
Bak kata ayah; dalam susah payah, emak tak menyerah
dan Emak lahirkan permata hati yang pertama - saya

Anak emak menangis waktu itu
Tapi emak senyum gembira
Emak beri nama syurga pada saya
Kemudian emak jaga siang malam
Beri susu, mandi dan besarkan saya hingga dewasa

Emak, maafkan saya...
Dulu saya nakal dan tak dengar kata
Saya masih ingat emak marah saya
Emak pukul saya dengan rotan dan hanger
Saya nangis sepanjang hari tanpa henti...

Kemudian sebelum tidur, 
Emak datang dan bisik pada saya
"Emak marah awak, sebab emak sayang awak.."
"Emak nak anak mak jadi orang berguna."

Emak ajarkan saya iman dan taqwa
Emak didik tentang adab dan sopan
Bekalkan Qur'an untuk kehidupan
Kemudian emak pesan carilah syurga!

Sabar mendidik anakmu dengan doa restu,
Kasih sayang dan lembut cinta
Emak besarkan saya dengan apa adanya
Sebab emak kata kita bukan orang kaya
Cukuplah hidup sekadarnya saja
Jerih payah dan pengorbanan emak tak mengenal malas
Hanya Allah yang mampu balas

Saya doa hari-hari 
Saya minta sangat-sangat pada Allah
Dan saya akan lakukan tanpa jemu sampai akhir waktu
Sepertimana doa yang emak ajar pada saya
Ya Allah, Kasihanilah emak dan ayah 
Sebagaimana mereka mengasihani saya sejak kecil.

Emak, bidadari hati saya
Susah untuk mencari galang ganti dirimu
Emak kata dah teringin menimang cucu
Ingin melihat menantu, sebelum pergi pada Yang Satu

Emak jangan risau calonnya dah ada,
Dia si gadis manis berkurung ungu;
Manis macam kentang celup sundae yang cair
Tapi mungkin bukan sekarang, sebab saya belum bersedia
Saya serahkan istikharah dan tawakkal pada Maha Berkuasa
Emak, doakan yang terbaik untuk kami, dunia dan akhirat sana...

Kalau pun, seandainya tiada jodoh antara kami berdua
Emak carilah untuk saya
Baik pada emak, baik juga pada saya

Akhirul kalam,
Emak, insan paling mulia buat saya..
Di telapak kaki emak syurga saya...
Restukan saya mencapai cita-cita syahid dijalanNya
  
Tanpa emak saya bukan siapa-siapa
Saya janji akan sayang emak sampai bila-bila,
Sebab emak cinta pertama dan selamanya untuk saya
Sebab emak insan paling sempurna dan terbaik yang pernah saya ada
Emak, terima kasih untuk segala-galanya...

-Anakmu-




 
 





  



  





Friday, December 13, 2013

Hikayat Berkurung Ungu

Mulakan pula kenangan Rengit Coffee
Mari kita tinggalkan memori Seri Costa

Photo: Off day. Secawan cappuccino lepas hujan.

Dan sebagaimana aku katakan,
Dengarkan tuan suatu hikayat cinta
Mengarang daku dalam gundah gulana
Barangkali bahasaku kurang kena
Tuan betulkan dengan sempurna.

Sebelas.dua belas.tiga belas. Mula.

Sepetang ini kami di Rengit Coffee
Berteman secawan Cappucino panas
Dikala rintik hujan sederhana deras
Di hadapan gadis Melayu berkurung ungu.
Malu-malu dengan wajah yang ayu

Malu dalam seribu mahu
Simpuh dalam senyum
Kata hati, sendiri yang mengerti
Kata cinta, irama dalam jiwa

Wahai bidadari mimpi,
Izinkan aku berjanji dengan ikatan suci
Menemanimu di dunia penuh alpa
Memimpinmu ke jalan syurga
Menyayangimu sepenuh jiwa dan raga

Sayangku, gadis Melayu berkurung ungu
Antara cinta kita, ada Cinta Allah yang lebih tinggi
Antara rindu kita, rindu Allah dan Rasul lebih dulu
Maka, titipkan doa terbaik kita pada Maha Berkuasa.






Saturday, November 2, 2013

Memori Seri Costa

Seri Costa Hotel And Resort, Malacca, Malaysia

Puisi irama hati adalah lagu rindu 
Yang sering bertamu tanpa jemu

Seri Costa tempat bermula
Harum puspa mengharum jiwa
Semerbak cinta dan rasa
Yang datang entah dari mana
Entah mahu menuju ke mana

Waktu itu hari Rabu.
Gadis manis bertudung dan berkurung ungu
Senyum pertama menggoncang kalbu
Dan terhitunglah mimpi yang membunuh realiti
Dalam dunia nyata yang ada hanyalah syurga ilusi
Cinta pun bersemi dijantung kalbu

Hati terus berkata dan berkata 
Dengan bahasa yang tak bersuara
Dialah yang akan kujadikan ibu kepada zuriatku
Dialah yang akan kujadikan menantu kepada ayah ibu
Dialah yang akan kujadikan isteri dan teman hidupku
Dialah yang akan kupimpin ke syurga-Mu

Seri cinta, Seri Costa,
Terima kasih untuk rasa ini
Rasa cinta dengan tulus pada gadis yang manis
Indah dengan dengan segala madah yang tak tertulis 

Dan pula dari kemudian itu
Aku ingin mencintainya dengan sederhana
Biarlah rinduku bisu dengan cinta tanpa kata
Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan

Jika mentari masih terbit esok hari
Pastilah disini bukan akhir cinta kita
Dalam istikharah hamba pasrah
Andai tertulis jodoh pertemuan kita
Sebagaimana di Lauh Mahfuz sana
Serahkan semua, dan tersenyumlah
Kerana Allah jua tempat berserah




Tuesday, June 11, 2013

Way of thinking is way of life...

Credit to ; - Tuan Radzali Ghani
                  - Mr. Mind Installer

Just to share the 'lesson' of the bank's robbery

Temasek Review


During a robbery in Guangzhou, China, the bank robber shouted to everyone in the bank: "Don't move. The money belongs to the State. Your life belongs to you."

Everyone in the bank laid down quietly. This is called "Mind Changing Concept” Changing the conventional way of thinking.

When a lady lay on the table provocatively, the robber shouted at her: "Please be civilized! This is a robbery and not a rape!"

This is called "Being Professional” Focus only on what you are trained to do!

When the bank robbers returned home, the younger robber (MBA-trained) told the older robber (who has only completed Year 6 in primary school): "Big brother, let's count how much we got."

The older robber rebutted and said: "You are very stupid. There is so much money it will take us a long time to count. Tonight, the TV news will tell us how much we robbed from the bank!"

This is called "Experience.” Nowadays, experience is more important than paper qualifications!

After the robbers had left, the bank manager told the bank supervisor to call the police quickly. But the supervisor said to him: "Wait! Let us take out $10 million from the bank for ourselves and add it to the $70 million that we have previously embezzled from the bank”.

This is called "Swim with the tide.” Converting an unfavorable situation to your advantage!

The supervisor says: "It will be good if there is a robbery every month."

This is called "Killing Boredom.” Personal Happiness is more important than your job.

The next day, the TV news reported that $100 million was taken from the bank. The robbers counted and counted and counted, but they could only count $20 million. The robbers were very angry and complained: "We risked our lives and only took $20 million. The bank manager took $80 million with a snap of his fingers. It looks like it is better to be educated than to be a thief!"

This is called "Knowledge is worth as much as gold!"

The bank manager was smiling and happy because his losses in the share market are now covered by this robbery.

This is called "Seizing the opportunity.” Daring to take risks!

So who are the real robbers here?